Review Novel Perempuan Bersampur Merah: Apakah Kamu Ingat Pembantaian Banyuwangi 1998?

Intan Andaru, seorang dokter yang memiliki hobi menulis ini mengisahkan fiksi yang terinspirasi dari tragedi Banyuwangi 1998 yang ia tuangkan dalam novel fiksi Perempuan Bersampur Merah.
Ada tragedi apa di Banyuwangi pada tahun tersebut?
Jika kita mendengar Banyuwangi, identik dengan dukun, santet, dan lainnya. Hal-hal mistis seperti itu masih menempel kuat. Namun, aku hanya mengetahuinya dari mulut ke mulut saja hingga saat ini. Lalu, bagaimana dengan tragedi Banyumas 1998? Jika kita googling Banyuwangi 1998, akan muncul lima link teratas satu di antaranta yakni Pembantaian Banyuwangi 1998 Wikipedia, coba kamu baca itu dulu, ingat? Di tahun 1998, aku masih kelas 3 Sekolah Dasar. Aku pada waktu itu seusia Sari mungkin. Sari adalah tokoh utama dengan sudut pandang "aku". Di Novel Perempuan Bersampur Merah mengingatkan pembaca akan tragedi tersebut. Melalui tokoh Sari, Rama, Ahmad, dan lainnya, pembaca menemukan kilas balik sejarah menolak lupa pada masa itu. Berikut…
Jika kita mendengar Banyuwangi, identik dengan dukun, santet, dan lainnya. Hal-hal mistis seperti itu masih menempel kuat. Namun, aku hanya mengetahuinya dari mulut ke mulut saja hingga saat ini. Lalu, bagaimana dengan tragedi Banyumas 1998? Jika kita googling Banyuwangi 1998, akan muncul lima link teratas satu di antaranta yakni Pembantaian Banyuwangi 1998 Wikipedia, coba kamu baca itu dulu, ingat? Di tahun 1998, aku masih kelas 3 Sekolah Dasar. Aku pada waktu itu seusia Sari mungkin. Sari adalah tokoh utama dengan sudut pandang "aku". Di Novel Perempuan Bersampur Merah mengingatkan pembaca akan tragedi tersebut. Melalui tokoh Sari, Rama, Ahmad, dan lainnya, pembaca menemukan kilas balik sejarah menolak lupa pada masa itu. Berikut…